Tujuan dan Manfaat Sistem Manajemen Basis Data
Tujuan utama DBMS adalah untuk menyediakan tinjauan abstrak dari data bagi user. Jadi sistem menyembunyikan informasi mengenai bagaimana data disimpan dan dirawat, tetapi data tetap dapat diambil dengan efisien. Apabila perusahaan membutuhkan program database, hubungi saja
jasa
pembuatan program database terdekat.Pertimbangan efisien yang digunakan adalah bagaimana merancang struktur data yang kompleks, tetapi tetap dapat digunakan oleh pengguna yang masih awam, tanpa mengetahui kompleksitas struktur data.
Basis data menjadi penting karena munculnya beberapa masalah bila tidak menggunakan data yang terpusat, seperti adanya duplikasi data, hubungan antar data tidak jelas, organisasi data dan update menjadi rumit. Jadi tujuan dari pengaturan data dengan menggunakan basis data adalah:
1. Menyediakan penyimpanan data untuk dapat digunakan oleh organisasi saat sekarang dan masa yang akan datang.
2. Kemudahan pemasukan data, sehingga meringankan tugas operator dan menyangkut pula waktu yang diperlukan oleh pemakai untuk mendapatkan data serta hak-hak yang dimiliki terhadap data yang ditangani.
3. Pengendalian data untuk setiap siklus agar data selalu up-to-date dan dapat mencerminkan perubahan spesifik yang terjadi di setiap sistem.
4. Pengamanan data terhadap kemungkinan penambahan, pengubahan, pengerusakan dan gangguan-gangguan lain.
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan database adalah:
1. Mengatasi kerangka (redundancy) data.
2. Menghindari terjadinya inkonsistensi data.
3. Mengatasi kesulitan dalam mengakses data.
4. Menyusun format yang standar dari sebuah data.
5. Penggunaan oleh banyak pemakai (multiple user).
6. Melakukan perlindungan dan pengamanan data (data security).
7. Menyusun integritas dan independensi data.
Perkembangan Sistem Manajemen Basis Data
Generasi pertama sistem manajemen basis data didesain oleh Charles Bachman di perusahaan General Eectric pada awal tahun 1960, disebut sebagai penyimpanan data terintegrasi (intergrated data store). Dibentuk dasar untuk model data jaringan yang kemudian distandarisasi oleh Conference on Data System Languages (CODASYL). Bachman kemudian menerima ACM Turing Award (penghargaan semacam Nobelpada ilmu computer) di tahun 1973. Dan pada akhir 1960, IBM mengembangkan system manajemen informasi (informasi Manajement System) DBMS. IMS terbentuk dari representasi data pada kerangka kerja yagn disebut dengan model data hirarki. Dalam waktu yang sama, dikembangkan system SABRE sebagai hasil kerjasama antara IBM dengan perusahaan penerbangan Amerika. Sistem ini memungkinkan user untuk mengakses data yang sama pada jaringan komputer.
Kemudian pada tahun 1970, Edger Codd, di Laboratorium Penelitian di San Jose, mengusulkan model data relasional. Ditahun 1980, model rasional menjadi pradigma DBMS yang paling dominan. Bahasa query SQL dikembang untuk basis data relasional sebagai bagian dari proyek Sistem R dari IBM. ISQ distandardisasi di akhir tahun 1980, dan SQL-92 diadopsi oleh American National Standards Instute (ANSI) dan international Standars Organization (ISO). Program yang digunakan untuk eksekusi bersamaan dalam basis data disebut transaksi. User menulis programnya, dan bertanggung jawab untuk menjalankan program tersebut secara bersamaan terhadap DBMS.
Pada akhir tahun 1980 dan permulaan 1990, banyak bidang basis data meliputi bahasa query yang powerful, model data yang lengkap, dan penekanan pada dukungan analisis data yang kompleks dari semua bagian organisasi. Beberapa vonder memperluas sistemnya dengan kemampuan query yang kompleks. Sistem khusus/spesial dikembangkan oleh banyak vendor untuk membuat data warehouse, mengkonsolidasi data dari beberapa basis data. Pada tahun 1990, James Gray memenangkan Turing Award untuk kontribusinya pada manajemen transaksi dalam DBMS.